Klik disini banyak kejutan

Bagaimana Mendiagnosa Kanker Serviks Secara Mudah

 Bagaimana Mendiagnosa Kanker Serviks Secara Mudah


Bagaimana Mendiagnosa Kanker Serviks Secara Mudah

Kanker serviks seringkali dihubungkan dengan faktor lingkungan, yaitu gaya hidup wanita yang tidak sehat meskipun demikian penyebab utamanya adalah virus, HPV. Penularan dari virus HPV dapat melalui hubungan intim yang berganti-ganti pasangan. Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina).

Kanker serviks adalah penyakit yang berhubungan dengan leher serviks pada wanita. Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Perkembangan sel kanker pada leher rahim membutuhkan waktu yang panjang. Inilah mengapa sel kanker baru ditemukan pada wanita yang berusia 35-50 tahun. Bahkan penderita ketika terinfeksi virus tidak menemukan gangguan kesehatan yang spesifik itulah yang menyebabkan sulit untuk dideteksi dini.
Sulitnya mendeteksi gejala kanker serviks pada tahapan dini yang menyebabkan kanker serviks dikatakan sebagai the silent killer. Beberapa gejala pada stadium lanjut dapat diketahui dengan perubahan kondisi pada wanita.
 
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma, adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma, merupakan tipe kanker serviks yang langka yang tidak terkait dengan HPV. Beberapa tipe kanker yang telah disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.



Berikut ini adalah kondisi tubuh yang mengalami perubahan ketika wanita mengalami infeksi HPV :

1. Contact Bleeding

Gejala yang seringkali dialami oleh penderita kanker serviks, bahkan sekitar 70-80% dari penderita yang mengalami pendarahan pada alat
kelamin wanita. Bahkan kondisi pendarahan dapat juga terjadi setelah melakukan hubungan intim, mengedan pada sat buang air besar dan pemeriksaan ginekologi.

2. Rasa Nyeri

Wanita yang terinfeksi HPV akan mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang. Bahkan wanita dapat mengalami rasa sakit yang berpindah dari bagian atas, bagian panggul dan kaki bagian atas. Pada saat wanita sedang menstruasi, buang air besar atau ketika melakukan hubungan intim sehingga rasa sakit semakin parah. Kondisi yang semakin parah adalah ketika menyentuh leher rahim akan menyebabkan fossa iliaka dan mengalami nyeri lumbosakral bahkan hingga mengalami gejala mual.

3. Cairan Vagina (Keputihan Abnormal)

Wanita yang mengalami kondisi keputihan abnormal sekitar 75-85% memiliki tahapan sekresi yang berbeda-beda apalagi bila mengalami stimulasi tumor. Fungsi dari sekresi hipertiroidisme mengalami kelenjar serviks yang menghasilkan lendir keputihan.Keputihan tidak normal seperti berbau dan berwarna yang akan menyebabkan gatal dan nyeri pada area kewanitaan dapat menjadi salah satu pertanda terjadinya kanker serviks.

4. Pendarahan yang tidak teratur pada area kewanitaan

Wanita yang mengalami menopause dan mengalami kram serta pendarahan maka dapat diduga salah satu tanda terjadinya kanker serviks. Jumlah pendarahan memang tidak banyak bahkan tanpa mengalami rasa nyeri pada perut akan tetapi pada bagian pinggang. Pendaran pada area kewanitaan yang dapat dikenali sebagai gejala awal terjadinya kanker serviks. Selain itu tanda kanker serviks seringkali dihubungkan dengan erosi serviks dimaa penderita sebagain besar berhubungan dengan erosi serviks yang harus dilakukan pemeriksaan lanjut seperti pap smear.

Diagnosis Kanker Serviks

Wanita dalam melakukan pemeriksaan untuk mengetahui sel kanker di dalam tubuhnya apalagi yang berhubungan dengan sel kanker rahim. Meskipun demikian bagi wanita tanpa gejala sekalipun pemeriksaan dapat dilakukan karena pencegahan dini dapat membantu untuk mengurangi penyebaran sel kanker pada leher serviks. Pemeriksaan kanker serviks dapat membantu pengobatan lanjutan pada wanita yang mengalami kanker serviks.
Beberapa metode diagnosis kanker dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa metode umum untuk mendiagnosis kanker serviks :

1. Yodium

Test serviks ataupula dikenal dengan vagina epitel skuamosa untuk mengetahui kondisi normal akan glikogen yang dapat menjadi berwarna cokelat ketika diberi yodium.Sedangkan serviks epitel kolumnar, epitel skuamosa abnormal dan erosi serviks tidak ada glikogen maka tidak ada warna.
Adapun dalam klinis serviks yang terpapar oleh spekulum area kewanitaan setelah lendir permukaan maka dioleskan larutan yodium bahkan ke bagian serviks dan forniks. Sehingga apabila ditemukan yodium negatif abnormal maka dapat dilakukan biopsi dan pemeriksaan yang berhubungan dengan patologis daerah kewanitaan.

2. Blade Cervix cytologic examination (Serviks Pap)

Pemeriksaan selanjutnya yang dapat membantu untuk mendetiksi kanker serviks adalah dengan menggunakan metode Blade Cervix cytologic examination (Serviks Pap) meskipun demikian pemeriksaan awal ini dapat dilakukan dengan cara kombinasi untuk mengetahui akurasi hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh wanita yang memiliki gejala kanker serviks.
Metode utama dalam mendeteksi kanker serviks stadium awal, Meskipun demikian harus sangat teliti dalam mengambil simpel. Bahkan ketika pemeriksaan mikroskopis sehingga tingkat akurasi dapat lebih menjelaskan kondisi penderita. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan kombinasi klinis dan melakukan pemeriksaan berkala sebagai metode screening.

3. Biopsi serviks dan Kanalis Servikalis

Metode diagnosis untuk kanker serviks adalah dengan menggunakan biopsi serviks dan kanalis servikalis yang lebih dari kelas III hingga IV akan tetapi apabila biopsi serviks ditemukan negatif maka persimpangan kolom skuamosa serviks pada titik 3,6,9 dan 12 dimana diambil empat poin biopsi atau apabila ketika melakukan test yodium tidak ada warna dan kanker berpotensi. Sehingga pemeriksaan patologis dapat membantu dalam mendeteksi kanker serviks.

4. Kolposkopi

Metode pemeriksaan kolposkopi dapat membantu memilih lokasi biopsi sehingga dapat dilakukan serviks biopsi. Meskipun kolposkopi tidak dapat langsung dapat mendiagnosis tumor karsinoid. Kolposkopi bukan pengganti pap smear dan juga biopsi sehingga tidak menemukan lesi pada kanal serviks.Sedangkan menurut penelitian bahwa biopsi dengan menggunakan kolposki memiliki akurasi mencapai 98%.
Dengan demikian kanker serviks yang seringkali mengancam wanita dengan gejala yang sulit ditemukan pada stadium awal dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan medis.Pemeriksaan medis dapat dipili sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien. Pemeriksaan yang dapat langsung mengetahui penyebaran sel kanker atau infeksi leher rahim sehingga dapat membantu untuk mencegah perkembangan sel kanker.
Pemeriksaan dapat dilakukan pada wanita untuk melakukan pencegahan, sehingga apabila ditemukan adanya infeksi HPV pada stadium dini akan mambantu untuk mengurangi risiko perkembangan sel kanker. Selain itu pencegahan sangat penting dilakukan, virus yang dapat menginfeksi HPV dapat ditularkan melalui hubungan intim yang berganti-ganti pasangan, gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol dan perokok selain itu faktor genetic dapat menyebabkan kanker serviks meskipun tidak begitu besar pengaruhnya.
 
Walaupun Pap Smear merupakan cara efektif sebagai tes skrining kanker serviks, kepastian diagnosa kanker serviks atau diagnosa pra-kanker memerlukan biopsi dari serviks. Biopsi umumnya dilakukan melalui colposcopy, inspeksi serviks melalui pencitraan yang diperbesar dengan melarutkan cairan asam untuk memperjelas sel-sel abnormal pada permukaan serviks. Proses ini memerlukan waktu 15 menit dan tanpa menimbulkan rasa sakit.
Prosedur diagnosa lanjutan meliputi prosedur Loop Electrical Excision Procedure (LEEP), cone biopsies dan punch biposies.

Seberapa besar tingkat keselamatan dari Kanker Serviks?
Dengan pengobatan, tingkat keselamatan 5 tahun untuk kanker serviks pada tahap dini adalah 92 persen, 80 hingga 90 persen untuk kanker stadium 1, dan 50 hingga 65 persen untuk stadium 2. Hanya 25 hingga 35 persen utuk wanita yang berada pada stadium 3 dan 15 persen untuk mereka dengan kanker stadium 4, yang berhasil bertahan hidup setelah 5 tahun. Karena itu, skrining dan deteksi dini untuk kanker serviks sangatlah penting.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar